Pancasila seperti
yang kita semua tahu, merupakan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila berasal
dari bahasa sanskerta yang berasal 5 asas atau prinsip. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Mengingat Pancasila sebagai pedoman hidup, seharusnya
masyarakat dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
harus berlndaskan pancasila, Tetapi hingga saat ini Pancasila masih susah
diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini ditandai dengan perilaku
masyarakat yang jauh dari kandungan isi yang dimaksud oleh Pancasila.
Ada banyak penyebab mengapa Pancasila masih suah untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Tetapi apabila di ringkas secara garis besar, penyebab-penyebab tersebut dapat dibagi sesuai dengan tiga tingkat pemahaman atau pola pemikiran, yaitu, pola pemikiran magis, naif dan kritis. Tingkat pemikiran yang terendah adalah pemikiran magis , yaitu pemikiran yang menyangkut hal-hal yang tidak dapat di jelaskan oleh sains kemudian yang kedua adalah pemikiran naif yaitu pemikiran yang menyalahkan manusia sebagai sumber penyebab suatu kejadian. Sedangkan tingkat pemikiran yang paling tinggi adalah pemikiran kritis, yaitu pemikiran yang tidak hanya sekedar menyalahkan faktor magis dan manusia tetapi sudah sampai tahap menganalisis mengapa suatu kejadian tersebut terjadi.
Ketika masyarakat ditanya, mengapa Pancasila masih sulit untuk diterapkan dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ? Akan muncul beragam jawaban dari masing-masing individu. Tingkat pemikiran terendah yaitu pemikiran magis akan menjawab bahwa itu sudah takdir atau nasib yang menimpa pada bangsa Indonesia. Tingkatan pemikir kedua yaitu pemikiran naif akan menjawab dengan jawaban semacam bahwa hal itu terjadi akibat kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, masyarakat kurang memahami kandungan yang termaksud dalam pancasila, tidak adanya atau kurangnya penanaman dan nilai Pancasila oleh keluarga, guru di sekolah atau lingkungan sejak dini dan sebagainya. Sedangkan tingkat pemikir yang paling tinggi yaitu pemikir kritis akan menganalisa terlebih dahulu penyebab-penyebab mengapa Pancasila masih sulit di terapkan hingga saat ini, barulah mereka akan mengungkapkan pendapatnya. Jawaban yang mungkiin diberikan oleh pemikr kritis adalah hal itu di sebabkan oleh tata kelola penanaman nilai-nilai Pancasila dan sistem pemerintahan yang masih perlu di perbaiki.
Walaupun masih susah untuk di terapkan, tetapi kita sebagai bangsa Indonesia harus teta berusaha agar Pancasila benar-benar dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan bermasyrakat, berbanga dan bernegara.
Ada banyak penyebab mengapa Pancasila masih suah untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Tetapi apabila di ringkas secara garis besar, penyebab-penyebab tersebut dapat dibagi sesuai dengan tiga tingkat pemahaman atau pola pemikiran, yaitu, pola pemikiran magis, naif dan kritis. Tingkat pemikiran yang terendah adalah pemikiran magis , yaitu pemikiran yang menyangkut hal-hal yang tidak dapat di jelaskan oleh sains kemudian yang kedua adalah pemikiran naif yaitu pemikiran yang menyalahkan manusia sebagai sumber penyebab suatu kejadian. Sedangkan tingkat pemikiran yang paling tinggi adalah pemikiran kritis, yaitu pemikiran yang tidak hanya sekedar menyalahkan faktor magis dan manusia tetapi sudah sampai tahap menganalisis mengapa suatu kejadian tersebut terjadi.
Ketika masyarakat ditanya, mengapa Pancasila masih sulit untuk diterapkan dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ? Akan muncul beragam jawaban dari masing-masing individu. Tingkat pemikiran terendah yaitu pemikiran magis akan menjawab bahwa itu sudah takdir atau nasib yang menimpa pada bangsa Indonesia. Tingkatan pemikir kedua yaitu pemikiran naif akan menjawab dengan jawaban semacam bahwa hal itu terjadi akibat kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, masyarakat kurang memahami kandungan yang termaksud dalam pancasila, tidak adanya atau kurangnya penanaman dan nilai Pancasila oleh keluarga, guru di sekolah atau lingkungan sejak dini dan sebagainya. Sedangkan tingkat pemikir yang paling tinggi yaitu pemikir kritis akan menganalisa terlebih dahulu penyebab-penyebab mengapa Pancasila masih sulit di terapkan hingga saat ini, barulah mereka akan mengungkapkan pendapatnya. Jawaban yang mungkiin diberikan oleh pemikr kritis adalah hal itu di sebabkan oleh tata kelola penanaman nilai-nilai Pancasila dan sistem pemerintahan yang masih perlu di perbaiki.
Walaupun masih susah untuk di terapkan, tetapi kita sebagai bangsa Indonesia harus teta berusaha agar Pancasila benar-benar dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan bermasyrakat, berbanga dan bernegara.
Diterimanya
Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis
bahwa nilai-nlai pancasila ijaikan landasan fundamental bagi penyelenggaraan
Negara Indonesia. Pancasila juga merupakan nilai-nilai dasar untuk pedoman hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sebagai nilai dasar,
nilai-nilai tersbut secara otomatis telah menjadi sumber nilai. Artinya, dengan
bersumber pada kelima nilai diatas dapat dibuat dan di jabarkan nilai-nilai
instrumental penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila juga menjadi solusi
kebangkitan kesejahteraan dan kebangkitan kedaulatan negara, namun apa yang
kita dapati hari ini sangat banyak yang menjadikan Pancasila hanya sebatas
hafalan saja tanpa menerapkan pemahaman dan maknanya sama sekali. Pancasila
seakan telah bergeser dari esensinya sebagai ideologi negara yang benar-benar ideologis dari idologi yang lainnya, bergesernya Pancasila mengakibatkan
penindasan terbesar kepada rakyat Indonesia, terjadi pelecehan terhadap negara,
marak dan pasarannya korupsi, anarkisme, deskriminasi kaum minoritas,
pertentangan agama dan lain-lain, pelanggaran hak asasi manusia, jual beli
hukum, ekspansi kekayaan dan saham asing
serta masih banyak kebobrokan akibat bergesernya nilai Pancasila yang sengaja
di geser.
Maka dari itu, mari amalkan kandungan yang terdapat dalam Pancasila. Karena Pancasila itu untuk di amalkan, bukan hanya sekedar hafalan.
Maka dari itu, mari amalkan kandungan yang terdapat dalam Pancasila. Karena Pancasila itu untuk di amalkan, bukan hanya sekedar hafalan.
0 komentar:
Posting Komentar